UJI MUTU BENIH JAGUNG (Zea mays. L) DI DESA RUMOONG BAWAH KABUPATEN MINAHASA SELATAN
Keywords:
benih jagung; viabilitas benih; daya kecambahAbstract
ABSTRACT This study has aims to determine the quality of traditional varieties of corn seeds Bisi II used by corn farmers. This research is conducted in Rumoong-Bawah village, West-Amurang District of South Minahasa regency during the three months from October to December of 2011. The method used is seed quality testing by using the sand growth medium to test viability and a brick gravel growth medium to test vigor with each number is 100 seeds corn. This research carried out observations of germination rate or synchrony of germination, germination percentage, and length plumula of seed corn. The results show that in order to test the viability of corn seed germination rate is 8.29 days, to test the seed germination is 72 corn seed (72%) and to test the corn seed vigor is 23%. This study shows that corn seeds are used the farmers have viability is below than standard (only 72%) and seed germination from gravel brick is very low (23%). It means that corn seeds used by farmers can not grow well in the sub-optimum environment. Keywords: corn seeds; seed viability, germination rate
ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas benih jagung Bisi II varietas tradisional yang digunakan petani jagung. Penelitian ini dilakukan di Desa Rumoong-Bawah Kecamatan Amurang Barat Kabupaten Minahasa Selatan selama tiga bulan dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2011. Metode yang digunakan adalah pengujian kualitas benih dengan menggunakan media tumbuh pasir untuk menguji viabilitas dan uji kerikil batako. media tumbuh uji vigor dengan masing-masing jumlah 100 biji jagung. Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan kecepatan perkecambahan atau sinkronisasi perkecambahan, persentase perkecambahan dan panjang plumula benih jagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk uji viabilitas atau kecepatan perkecambahan benih jagung adalah 8,29 hari, untuk uji kecambah benih adalah 72 benih jagung (72%) dan untuk uji vigor benih jagung adalah 23%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih jagung yang digunakan petani memiliki viabilitas di bawah standar (hanya 72%) dan daya kecambah benih dari batu bata kerikil sangat rendah (23%). Artinya benih jagung yang digunakan petani tidak dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan yang kurang optimal.